Rabu, 01 Maret 2017

SEJARAH SINGKAT SMK MAMBAUL FALAH


Sejarah Singkat Mambaul Falah

Mambaul Falah adalah ponpes yang memiliki 4 pendidikan diantaranya seperti

v   THORIQOH

v  PONPES Putra Maupun Putri

v  SMK

v  MTs

SMK MAMBAUL FALAH mempunyai arti yaitu “ sumber kebahagiaan “. Maksudnya sumber kebahagiaan adalah bahagia dalam dunia maupun di akhirat, Mambaul falah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengelola pengajian sepuh  yaitu

“ THARIQAH AL-QODIRIYYAH WANNAQSYABANDIYYAH” pengajian itu di mulai dirintis dan di laksanakan pada sekitar tahun 1972,yang awalnya dilaksanakan di masjid umum. pada tahun 1990 pondok pesantren mambaul falah ini resmi di akui badan hukum, dengan nomor notaris 181 tahun 1990 sekaligus terbentuknya yayasan mambaul falah yang di ketuai mbh yai Shiddiq sendiri. Berkembang dengan kemajuan zaman akhirnya pengurus memutuskan untuk mendirikan sekolah formal setingkat SLTP.

Kemudian pada bulan juli tahun 2000 resmi berdiri MTs mambaul falah dengan izin dari depag propinsi jawa tengah.  Pengurus yayasan dan team  ahli, resmi mendirikan sekolah formal setingkat SLTA, yaitu SMK MAMBAUL FALAH yang berkonsentrasi ke teknik komputer dan jaringan, dan di samping itu materi produksi yang menjadi ciri khusus keahlian komputer, SMK Mafa juga tidak kalah dengan sekolah lain,

SMK MAMBAUL FALAH mempunyai  2 materi yang di ajarkan yaitu:

Materi umum & materi agama.

SMK mafa ini umumnya berbasis pesantren dan mengajar ilmu” agama,.

Murid-murid di SMK mafa ini rata” menjadi  orang yang artinya menjadi orang yang sukses dalam mempelajari ilmu agama,  para alumni di sini menjadi orang yang berguna ,

Selain itu SMK MAMBAUL FALAH ini mempunyai banyak extra di antara lainnya adalah:

v  Di bidang olah raga :

  • sepak bola
  • volli
  • Bulu Tangkis

 

v  Di bidang komputer :

  • Design grafis
  • Design animasi
  • Web design

 

v  Di bidang kepramukaan:

  • SAKA Bhayangkara
  • Bantara
  • Ambalan

 

Pelajaran agama yang di ajarkan pada anak-anak SMK mafa adalah:

  • KK ( Kajian Kitab )
  • Musyafahah
  • PAI
  • Tafsir
  • Tasawuf

 

Sejak tahun  2000 yayasan mambaul falah mempunyai lembaga pendidikan formal . dengan harapan selain para santri mampu menguasai ilmu agama, ( tauhid, fiqih, nahwu, shorof, pegon, sorogan.) dan ilmu umum sehingga santri mempunyai  skil dan mampu menyongsong masa depan yang gemilang  yakni kehidupan yang sakinah mawadah warahmah.

Semoga semua anak-anak SMK maupun MTs Mafa & para santri  putra maupun  santri putri, bisa menjadi penerus bangsa,  bermafaat bagi semua orang, dan menjadi anak yang sholih, sholihah AMINNN………………………..

 

SEJARAH YAYASAN P.O.N.P.E.S MANBAUL FALAH K.H SHIDIQ

Yayasan Pondok Pesantren Manba’ul Falah merupakan pondok yang didirikan oleh Syekh KH. Shiddiq As-Sholihi. Manba’ul falah terletak di sebuah pedesaan jarak kota kudus 10 kilometer dari pusat kota. Manba’ul falah telah menawarkan dalamberbagai bidang dan konsentrasi kehidupan, hal ini dapat dilihat dari karasteristik pembelajaran dalam pendidikan meliputi :

  1. Pondok Thoriqoh (Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah)

Pondok Thoriqoh (Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah)ini, di maksud untuk memberikan pengetahuan dan tatacara peribadatan yang sesuai dengan aturan dalam rangka mewujudkan ibadah yang sempurna lahir dan batin, hal ini di maksudkan untuk mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah, sedangkan amaliayah pembelajaran dalam pengajian thoriqoh meliputi pengajian kitab, istighosah, tahlilan, khataman rowatibdan lainya.

  1. Pondok Pesantren Putra-Putri dan Diniyyah

Pesantren putra putri/Diniyyah Manba’ul Falah mengedepankan tentang pendidikan dengan model klasik dengan mata pelajaran meliputinahwu, shorof, fiqih, tauhid, tahfidul Quran) dan kolaborasi pembelajaran meliputi (Conversation, Muhadatsah dan komputer) dengan waktu pembelajaran di malam hari.

  1. MTs Manba’ul Falah

MTs Mamba’ul Falah sudah berjalan sampai sekarang dengan berbagai macam prestasi dan pembelajaran yang terjamin. MTs Mamba’ul Falah ini, menggunakan 3 kurikulum yakni : Kurikulum Departemen Agama, Kurikulu Pendidikan Nasional dan Kurikulum Pesantren. Pembelajaran yang dilakukan mengadopsi dua metode yakni pembelajaran medern dan klasik (sorogan, bandongan halaqohan dan lainya).

Untuk lebih lanjut silahkan baca

  1. SMK Manba’ul Falah

Sekolah menegah kejuruan manba’ul falah telah berdiri tahun 2007, yang di maksudkan untuk mendukung progam pemerintah sekaligus menjawab tantangan serta kebutuhan masyarakat yang sedang membutuhkan generasi yang ahli dalam bidang teknologi. SMK Mamba’ul Falah dalam mengaplikasikan pendidikan dengan menggunakan dua kurikulum, yakni kurikulum pendidikan nasional dan pesantren (Muatan lokal) , sehinggan pendidikan Teknologi berbasis pesantren.
 

Asal Usul "BATU GANTUNG DI KOTA PARAPAT"

Asal usul " BATU GANTUNG DI KOTA PARAPAT "

 
 Pernah Tau Batu gantung dan Asal-usul Nama Kota Parapat...?

Dahulu kala, di sada huta terpencil di pinggiran Danau Toba Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni.


Selain rupawan, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang. Setiap hari keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba, dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Suatu hari, Seruni pergi ke ladang seorang diri, karena kedua orang tuanya ada keperluan di desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh seekor anjing kesayangannya bernama si Toki. Sesampainya di ladang, gadis itu tidak bekerja, tetapi ia hanya duduk merenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba. Sepertinya ia sedang menghadapi masalah yang sulit dipecahkannya. Sementara anjingnya, si Toki, ikut duduk di sebelahnya sambil menatap wajah Seruni seakan mengetahui apa yang dipikirkan majikannya itu. Sekali-sekali anjing itu menggonggong untuk mengalihkan perhatian sang majikan, namun sang majikan tetap saja usik dengan lamunannya.

Memang beberapa hari terakhir wajah Seruni selalu tampak murung. Ia sangat sedih, karena akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang masih saudara sepupunya. Padahal ia telah menjalin asmara dengan seorang pemuda pilihannya dan telah berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia. Ia sangat bingung. Di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan di sisi lain ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya. Oleh karena merasa tidak sanggup memikul beban berat itu, ia pun mulai putus asa.

“Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni.

Beberapa saat kemudian, Seruni beranjak dari tempat duduknya. Dengan berderai air mata, ia berjalan perlahan ke arah Danau Toba. Rupanya gadis itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam itu. Sementara si Toki, mengikuti majikannya dari belakang sambil menggonggong.

Dengan pikiran yang terus berkecamuk, Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba tanpa memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, tiba-tiba ia terperosok ke dalam lubang batu yang besar hingga masuk jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang hitam itu membuat suasana di dalam lubang itu semakin gelap. Gadis cantik itu sangat ketakutan. Di dasar lubang yang gelap, ia merasakan dinding-dinding batu cadas itu bergerak merapat hendak menghimpitnya.

“Tolooooggg……! Tolooooggg……! Toloong aku, Toki!” terdengar suara Seruni meminta tolong kepada anjing kesayangannya.

Si Toki mengerti jika majikannya membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menggonggong di mulut lubang. Beberapa kali Seruni berteriak meminta tolong, namun si Toki benar-benar tidak mampu menolongnnya. Akhirnya gadis itu semakin putus asa.

“Ah, lebih baik aku mati saja daripada lama hidup menderita,” pasrah Seruni.

Dinding-dinding batu cadas itu bergerak semakin merapat.

“Parapat[2]… ! Parapat batu… Parapat!” seru Seruni menyuruh batu itu menghimpit tubuhnya..

Sementara si Toki yang mengetahui majikannya terancam bahaya terus menggonggong di mulut lubang. Merasa tidak mampu menolong sang majikan, ia pun segera berlari pulang ke rumah untuk meminta bantuan.

Sesampai di rumah majikannya, si Toki segera menghampiri orang tua Seruni yang kebetulan baru datang dari desa tetangga berjalan menuju rumahnya.

“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki menggonggong sambil mencakar-cakar tanah untuk memberitahukan kepada kedua orang tua itu bahwa Seruni dalam keadaan bahaya.

“Toki…, mana Seruni? Apa yang terjadi dengannya?” tanya ayah Seruni kepada anjing itu.

“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki terus menggonggong berlari mondar-mandir mengajak mereka ke suatu tempat.

“Pak, sepertinya Seruni dalam keadaan bahaya,” sahut ibu Seruni.

“Ibu benar. Si Toki mengajak kita untuk mengikutinya,” kata ayah Seruni.

“Tapi hari sudah gelap, Pak. Bagaimana kita ke sana?” kata ibu Seruni.

“Ibu siapkan obor! Aku akan mencari bantuan ke tetangga,” seru sang ayah.

Tak lama kemudian, seluruh tetangga telah berkumpul di halaman rumah ayah Seruni sambil membawa obor. Setelah itu mereka mengikuti si Toki ke tempat kejadian. Sesampainya mereka di ladang, si Toki langsung menuju ke arah mulut lubang itu. Kemudian ia menggonggong sambil mengulur-ulurkan mulutnya ke dalam lubang untuk memberitahukan kepada warga bahwa Seruni berada di dasar lubang itu.

Kedua orang tua Seruni segera mendekati mulut lubang. Alangkah terkejutnya ketika mereka melihat ada lubang batu yang cukup besar di pinggir ladang mereka. Di dalam lubang itu terdengar sayup-sayup suara seorang wanita: “Parapat… ! Parapat batu… Parapat!”

“Pak, dengar suara itu! Itukan suara anak kita! seru ibu Seruni panik.

“Benar, bu! Itu suara Seruni!” jawab sang ayah ikut panik.

“Tapi, kenapa dia berteriak: parapat, parapatlah batu?” tanya sang ibu.

“Entahlah, bu! Sepertinya ada yang tidak beres di dalam sana,” jawab sang ayah cemas.

Pak Tani itu berusaha menerangi lubang itu dengan obornya, namun dasar lubang itu sangat dalam sehingga tidak dapat ditembus oleh cahaya obor.

“Seruniii…! Seruniii… !” teriak ayah Seruni.

“Seruni…anakku! Ini ibu dan ayahmu datang untuk menolongmu!” sang ibu ikut berteriak.

Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni. Hanya suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu itu merapat untuk menghimpitnya.

“Parapat… ! Parapatlah batu… ! Parapatlah!”

“Seruniiii… anakku!” sekali lagi ibu Seruni berteriak sambil menangis histeris.

Warga yang hadir di tempat itu berusaha untuk membantu. Salah seorang warga mengulurkan seutastampar (tali) sampai ke dasar lubang, namun tampar itu tidak tersentuh sama sekali. Ayah Seruni semakin khawatir dengan keadaan anaknya. Ia pun memutuskan untuk menyusul putrinya terjun ke dalam lubang batu.

“Bu, pegang obor ini!” perintah sang ayah.

“Ayah mau ke mana?” tanya sang ibu.

“Aku mau menyusul Seruni ke dalam lubang,” jawabnya tegas.

“Jangan ayah, sangat berbahaya!” cegah sang ibu.

“Benar pak, lubang itu sangat dalam dan gelap,” sahut salah seorang warga.

Akhirnya ayah Seruni mengurungkan niatnya. Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Bumi bergoyang dengan dahsyatnya seakan hendak kiamat. Lubang batu itu tiba-tiba menutup sendiri. Tebing-tebing di pinggir Danau Toba pun berguguran. Ayah dan ibu Seruni beserta seluruh warga berlari ke sana ke mari untuk menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan mulut lubang batu, sehingga Seruni yang malang itu tidak dapat diselamatkan dari himpitan batu cadas.

Beberapa saat setelah gempa itu berhenti, tiba-tiba muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu itu merupakan penjelmaan Seruni yang terhimpit batucadas di dalam lubang. Oleh mereka batu itu kemudian diberi nama “Batu Gantung”.

Beberapa hari kemudian, tersiarlah berita tentang peristiwa yang menimpa gadis itu. Para warga berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk melihat “Batu Gantung” itu. Warga yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan kepada warga lainnya bahwa sebelum lubang itu tertutup, terdengar suara: “Parapat… parapat batu… parapatlah!”

Oleh karena kata “parapat” sering diucapkan orang dan banyak yang menceritakannya, maka Pekan yang berada di tepi Danau Toba itu kemudian diberi nama “Parapat”. Parapat kini menjadi sebuah kota kecil salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Ulin_Nuha © 2008 Template by:
SkinCorner